Cerita ini merupakan CERMIN pilihan Bentang Pustaka dengan tema BATIK Agustus 2014 minggu ketiga.
“Kenapa Engkau membiarkanku hidup jika aku tidak berguna?”
wanita itu memandang ke langit, mencari jawaban atas pertanyaannya. Nihil. Tidak
ada satupun suara yang ia dengar ataupun bentuk awan yang berubah sebagai
jawaban. “Dia bilang aku tidak berguna. Ketika dia membutuhkanku, aku selalu
tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan hanya untuk mencari sebuah kain bermotif
parang saja aku tidak bisa.” wanita itu mencoba untuk berdiri dari kursi
rodanya, namun kakinya yang tidak lagi bersahabat membuatnya terjatuh. Air matanya
sudah kering. Dia tidak lagi mampu menangis. Yang hanya dapat ia lakukan saat
ini adalah menunggu.
Matahari telah terbenam, sudah 1 jam lamanya ia menunggu.
Kini senyumnya terukir di wajahnya “jika memang Engkau tidak mencabut nyawaku saat
ini, maka baiklah aku yang berinisiatif lebih dulu untuk bertemu dengan-Mu dan
mempertanyakan semuanya. Supaya jelas bagiku, mengapa dia mengusir aku hanya
karena kain bermotif parang itu tidak dapat kutemukan.” Diambilnya sebilah
pisau dari kantung bajunya dan ditusukannya ke jantung hingga rebahlah tubuhnya.
Seorang pria yang melewati tempat itu berlari menuju wanita itu “mbak, bangun
mbak. Tolong... tolong...” dia menggendong tubuh wanita itu dan segera mencari
taksi untuk dibawa ke rumah sakit. Samar-samar wanita itu membuka matanya “kain
bermotif parang,” ujarnya parau “akhirnya aku menemukanmu.”