Sabtu, 23 Agustus 2014

Kain Bermotif Parang

Cerita ini merupakan CERMIN pilihan Bentang Pustaka dengan tema BATIK Agustus 2014 minggu ketiga.

“Kenapa Engkau membiarkanku hidup jika aku tidak berguna?” wanita itu memandang ke langit, mencari jawaban atas pertanyaannya. Nihil. Tidak ada satupun suara yang ia dengar ataupun bentuk awan yang berubah sebagai jawaban. “Dia bilang aku tidak berguna. Ketika dia membutuhkanku, aku selalu tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan hanya untuk mencari sebuah kain bermotif parang saja aku tidak bisa.” wanita itu mencoba untuk berdiri dari kursi rodanya, namun kakinya yang tidak lagi bersahabat membuatnya terjatuh. Air matanya sudah kering. Dia tidak lagi mampu menangis. Yang hanya dapat ia lakukan saat ini adalah menunggu.

Matahari telah terbenam, sudah 1 jam lamanya ia menunggu. Kini senyumnya terukir di wajahnya “jika memang Engkau tidak mencabut nyawaku saat ini, maka baiklah aku yang berinisiatif lebih dulu untuk bertemu dengan-Mu dan mempertanyakan semuanya. Supaya jelas bagiku, mengapa dia mengusir aku hanya karena kain bermotif parang itu tidak dapat kutemukan.” Diambilnya sebilah pisau dari kantung bajunya dan ditusukannya ke jantung hingga rebahlah tubuhnya. Seorang pria yang melewati tempat itu berlari menuju wanita itu “mbak, bangun mbak. Tolong... tolong...” dia menggendong tubuh wanita itu dan segera mencari taksi untuk dibawa ke rumah sakit. Samar-samar wanita itu membuka matanya “kain bermotif parang,” ujarnya parau “akhirnya aku menemukanmu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar